LAPORAN HARIAN
LAPORAN LENGKAP
NAMA :
Luthfiyah Nur
NIS :
124826
KELAS/KELOMPOK :
III.C/C.1.3
TANGGAL MULAI :
2 Maret 2015
TANGGAL SELESAI :
2 Maret 2015
JUDUL PENETAPAN :
Kadar air pada sampel pupuk
TUJUAN PENETAPAN :
Untuk mengetahui kadar air dari sampel pupuk.
DASAR PRINSIP :
Sampel dipanaskan secara langsung
didalam oven pada suhu 105'C. Bobot yang hilang selama pemanasan merupakan
jumlah air yang terkandung dalam pupuk.
LANDASAN TEORI :
Kadar air adalah persentase
kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah (wet
basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis). Kadar air berat basah
mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100 persen, sedangkan kadar air
berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen (Anonim, 2010).
Air yang terdapat dalam suatu
bahan sesuai dengan yang ada pada Anonim (2010) terdapat dalam tiga
bentuk:
Air bebas, terdapat dalam
ruang-ruang antarsel dan intergranular dan pori-pori yang terdapat pada
bahan.
Air yang terikat secara lemah
karena terserap (teradsorbsi) pada permukaan koloid makromolekulaer seperti
protein, pektin pati, sellulosa. Selain itu air juga terdispersi di antara
kolloid tersebut dan merupakan pelarut zat-zat yang ada di dalam sel. Air yang
ada dalam bentuk ini masih tetap mempunyai sifat air bebas dan dapat
dikristalkan pada proses pembekuan.
Air yang dalam keadaan
terikat kuat yaitu membentuk hidrat. Ikatannya berifat ionik sehingga
relatif sukar dihilangkan atau diuapkan. Air ini tidak membeku meskipun pada
suhu 00 C.
Kadar air merupakan pemegang
peranan penting, kecuali temperatur maka aktivitas air mempunyai tempat
tersendiri dalam proses pembusukan dan ketengikan. Kerusakan bahan makanan pada
umumnya merupakan proses mikrobiologis, kimiawi, enzimatik atau kombinasi
antara ketiganya. Berlangsungnya ketiga proses tersebut memerlukan air dimana
air bebas yang dapat membantu berlangsungnya proses tersebut (Anonim, 2010).
Kadar air bahan menunjukkan
banyaknya kandungan air persatuan bobot bahan. Dalam hal ini terdapat dua
metode untuk menentukan kadar air bahan tersebut yaitu berdasarkan bobot kering
(dry basis) dan berdasarkan bobot basah (wet basis). Dalam penentuan kadar air
bahan pangan biasanya dilakukan berdasarkan obot basah. Dalam perhitungan ini
berlaku rumus sebagai berikut: KA = (Wa / Wb) x 100% (Taib, 1988).
Teknologi pengawetan bahan pangan
pada dasarnya adalah berada dalam dua alternatif yaitu yang pertama menghambat
enzim-enzim dan aktivitas/pertumbuhan mikroba dengan menurunkan suhunya hingga
dibawah titik beku 0oC dan yang kedua adalah menurunkan kandungan air bahan
pangan sehingga kurang/tidak memberi kesempatan untuk tumbuhnya mikroba dengan
pengeringan kandungan air yang ada di dalam maupun di permukaan bahan pangan,
hingga mencapai kondisi tertentu (Suharto, 1991).
Berdasarkan kadar air (bobot
basah dan bobot kering) dan bahan basah maupun bahan setelah dikeringkan, dapat
ditentukan rasio pengeringan (drying ratio) dari bahan yang dikeringkan
tersebut. Besarnya “drying ratio“ dapat dihitung sebagai bobot bahan sebelum
pengeringan per bobot bahan setelah pengeringan. Dapat dihitung dengan rumus: drying
ratio=bobot bahan sebelum pengeringan/bobot bahan setelah pengeringan (Winarno,
1984)
PUPUK UREA (SNI 02-2801-1998)
Spesifikasi
|
§ Kadar
air maksimal 0,50%
§ Kadar
Biuret maksimal 1%
§ Kadar
Nitrogen minimal 46%
§ Bentuk
butiran tidak berdebu
§ Warna
putih
§ Dikemas
dalam kantong bercap Kerbau Emas dengan isi 50 kg
|
Sifat Pupuk Urea
|
§ Higroskopis
§ Mudah
larut dalam air
|
Manfaat unsur hara Nitrogen yang
dikandung pupuk Urea
|
§ Membuat
bagian tanaman lebih hijau dan segar
§ Mempercepat
pertumbuhan
§ Menambah
kandungan protein hasil panen
|
Gejala kekurangan unsur hara Nitrogen
pada tanaman
|
§ Seluruh
tanaman berwarna pucat kekuningan
§ Pertumbuhan
tanaman lambat dan kerdil
§ Daun
tua berwarna kekuningan . Pada tanaman padi dimulai dari ujung daun menjalar
ke tulang daun
§ Pertumbuhan
buah tidak sempurna seringkali masak sebelum waktunya
§ Jika
dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari bagian
bawah tanaman terus ke bagian atas tanaman.
|
Deskripsi pupuk ZA
1. PENGERTIAN
PUPUK ZA
Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan
yang dirancang untuk memberi tambahan haranitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalah singkatan
dari istilah bahasa Belanda,zwavelzure ammoniak, yang berarti amonium
sulfat (NH4SO4).
a. Wujud
Pupuk ZA
Wujud pupuk ini butiran kristal
mirip garam dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk ini higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak
sekuat pupuk
urea. Karena ion sulfat sangat mudah
larut dalam air sedangkan ion
amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah yang
terkena aplikasinya. Sifat ini perlu diperhatikan dalam penyimpanan dan
pemakaiannya.
b. Kandungan
pupuk ZA
Pupuk ZA mengandung belerang 24%
(dalam bentuk sulfat) dan nitrogen 21% (dalam bentuk amonium). Kandungan
nitrogennya hanya separuh dari urea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan
sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur ini.
Namun demikian, pupuk ini menjadi pengganti urea sebagai pemasok haranitrogen bagi tebu budidaya karena lebih efektif dalam meningkatkan kadar
gula (rendemen). Pemberian urea memperbesar ukuran fisik tebu tetapi
menurunkan kadar gula dalam cairan batang tebu.
c. Urea
Dalam Pupuk ZA
Pupuk Urea adalah pupuk kimia
mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang
sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal berwarna
putih. Selain itu, Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N)
berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan
tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus
kimia CO(NH2)2.
2. KANDUNGAN
PUPUK ZA
Menurut (SNI
02-1760-2005) pupuk Za memiliki spesifikasi sebagai berikut:
§ Nitrogen minimal 20,8%
§ Belerang minimal 23,8%
§ Kadar air maksimal 1%
§ Kadar Asam Bebas sebagai H2SO4 maksimal 0,1%
§ Bentuk kristal
§ Warna putih
3. SIFAT
DAN KEUNGGULAN PUPUK ZA (SNI 02-1760-2005)
§ Tidak higroskopis
§ Mudah larut dalam air
§ Digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan
§ Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu
lama
§ Dapat dicampur dengan pupuk lain
§ Aman digunakan untuk semua jenis tanaman
§ Meningkatkan produksi dan kualitas panen
§ Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit
dan kekeringan
§ Memperbaiki rasa dan warna hasil panen.
4. KEKURANGAN
PUPUK ZA
§ Mengakibatkan pemborosan biaya karena terlalu mahal.
§ Jika digunakan secara berlebihan maka akan mengakibatkan tanah
manjadi masam.
§ Akan mengancam kelangsungan hidup mikroorganisme yang berada
dalam tanah.
§ Jika digunakan secara berlebihan maka akan mengakibatkan
tanaman sukulen sehingga tanaman menjadi mudah terserang hama maupun penyakit.
§ Menjadikan ketergantungan petani akan pupuk urea.
5. CARA
PENGGUNAAN PUPUK ZA
§ Pupuk ZA sangat dianjurkan sebagai pupuk dasar dan pupuk
susulan untuk semua jenis tanaman. (Unsur hara Belerang dibutuhkan tanaman
sejak awal pertumbuhan)
§ Pupuk ZA dapat dicampur dengan pupuk yang lain.
6. MANFAAT
PUPUK ZA
§ Pupuk urea membuat daun tanaman lebih hijau, rimbun, dan
segar.
§ Pupuk urea juga mempercepat pertumbuhan tanaman. Kondisi
tanaman akan makin tinggi, dengan jumlah anakan yang banyak.
§ Pupuk urea juga mampu menambah kandungan protein di dalam
tanaman.
§ Pupuk urea bersifat universal dapat digunakan untuk semua
jenis tanaman.
PUPUK
PHONSKA / PUPUK MAJEMUK NPK (SNI 02-2803-2000)
Spesifikasi
§ Nitrogen (N) : 15%
§ Fosfat (P2O5) : 15%
§ Kalium (K2O) : 15%
§ Sulfur (S) : 10%
§ Kadar air maksimal 2%
§ Bentuk butiran
§ Warna merah muda
§ Dikemas dalam kantong bercap kerbau emas dengan isi bersih 50
dan 20 kg.
§ Sifat, manfaat dan keunggulan pupuk PHONSKA
§ Higroskopis Mudah larut dalam air
§ Mengandung unsur hara N, P, K dan S sekaligus Kandungan unsur
hara setiap butir pupuk merata Larut dalam air sehingga mudah diserap tanaman
Sesuai untuk berbagai jenis tanaman
§ Meningkatkan produksi dan kualitas panen
§ Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit
dan kekeringan
§ Menjadikan tanaman lebih hijau dan segar karena banyak
mengandung butir hijau daun
§ Memacu pertumbuhan akar dan sistem perakaran yang baik
§ Memacu pembentukan bunga, mempercepat panen dan menambah
kandungan protein
§ Menjadikan batang lebih tegak, kuat dan dapat mengurangi
risiko rebah Memperbesar ukuran buah, umbi dan biji-bijian
§ Meningkatkan ketahanan hasil selama pengangkutan dan
penyim-panan.
§ Memperlancar proses pembentukan gula dan pati.
Ketiga unsur dalam pupuk
NPK membantu pertumbuhan tanaman dalam tiga cara. Penjelasan singkatnya adalah
sebagai berikut:
§ N
– nitrogen: membantu pertumbuhan vegetatif, terutama daun
§ P
– fosfor: membantu pertumbuhan akar dan tunas
§ K
– kalium: membantu pembungaan dan pembuahan
Pemeringkatan
NPK[sunting | sunting sumber]
Pemeringkatan NPK (NPK
rating) digunakan untuk memberikan label pada pupuk berdasarkan pada kadar
relatif dari komposisi nitrogen, kalium, dan fosfornya. Nilai N adalah
persentase unsur nitrogen berdasarkan berat dari pupuk. Nilai P dan K mewakili
bentuk oksidanya dalam bentuk P2O5 dan K2O.[3]
Metode pengubahan nilai
NPK menjadi komposisi aktual[sunting |sunting sumber]
Faktor untuk mengubah
nilai P2O5 dan K2O menjadi P dan K dalam
bentuk unsur adalah sebagai berikut:
§ P2O5 terdiri
dari 56.4% oksigen dan 43.6% fosfor dalam bentuk unsur. Persentasi (fraksi
massa) dari unsur fosfor adalah 43.6% sehingga jumlah unsur P
adalah, P = 0.436 x P2O5
§ K2O
terdiri dari 17% oksigen dan 83% kalium dalam bentuk unsur. Persentasi (fraksi
massa) dari unsur kalium adalah 83% sehingga jumlah unsur K
adalah, K = 0.83 x K2O
§ Nilai
nitrogen sudah mewakili kadar nitrogen sehingga angkanya tidak perlu dikonversi
Menggunakan faktr
konversi ini, dapat ditentukan bahwa pupuk dengan penomoran 18−51−20
mengandung:
§ 18%
nitrogen
§ 22%
fosfor, dan
§ 17%
kalium
ALAT DAN BAHAN :
ALAT
§ Neraca Digital
§ Spatula
§ Cawan Porselin
§ Oven
§ eksikator
§ Pupuk ZA,NPK, Urea
CARA KERJA :
1.
Ditimbang 1 gram sampel
pupuk kedalam cawan porselin yang telah diketahui bobotnya
2.
Dipanaskan kedalam oven
pada suhu 105 'C selama 3 jam
3.
Didinginkan kedalam
eksikator dan ditimbang bobot yang hilang adalah bobot air
4.
Data hasil analisa
dihitung
PENGAMATAN :
A.
PUPUK UREA
a)
Bobot wadah kosong : 38,3778 g
b)
Bobot wadah + sampel : 39,3897 g
c)
Bobot wadah + sampel
setelah pemanasan : 39.3765 g
B.
PUPUK ZA
a)
Bobot wadah kosong : 35,0961 g
b)
Bobot wadah + sampel : 36,1049 g
c)
Bobot wadah + sampel
setelah pemanasan : 36,1043 g
C.
PUPUK NPK
a)
Bobot wadah kosong : 49,2800 g
b)
Bobot wadah + sampel : 50,0026 g
c)
Bobot wadah + sampel
setelah pemanasan : 49,9643 g
PERHITUNGAN :
Pupuk Urea
Pupuk ZA
Pupuk NPK
KESIMPULAN :
Dari
hasil pengamatan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Kadar air dari sampel
pupuk urea adalah 1,30 %
2.
Kadar air dari sampel
pupuk ZA adalah 0,05 %
3.
Kadar air dari sampel
pupuk NPK adalah 5,30 %
DAFTAR PUSTAKA :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar