Minggu, 29 Maret 2015

Penetapan kadar P2O5 dalam sampel pupuk NPK

LAPORAN HARIAN


LAPORAN LENGKAP
NAMA                                        : Luthfiyah Nur
NIS                                           : 124826
KELAS/KELOMPOK                   : III.C/C.1.3
TANGGAL MULAI                    : 16 Maret 2015
TANGGAL SELESAI                 : 16 Maret 2015
JUDUL PENETAPAN                : Kadar P2O5 dalam sampel pupuk NPK
TUJUAN PENETAPAN             : Untuk mengetahui kadar P2O5 dalam sampel pupuk.
DASAR PRINSIP                      :
 Larutan dari pupuk P2O5 yang dipanaskan, diendapkan dengan NH4OH dan sedikit campuran magnesia membentuk NH4MgPO4. Endapan yang telah bebas Cl-diabukan dan ditimbang sebagai MgP2O7 yang berwarna putih. Kemudian dihitung kadar P2O5 dan hasil yang diperoleh menunjukkan kualitas pupuk yang dianalisis.
REAKSI                                    :



LANDASAN TEORI                  :
Fosfor adalah salah satu unsur hara makro sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, namun kandungannya lebih rendah dibandingkan nitrogen, kalium,dan kalsium. Tanaman menyerap P dari tanah dalam bentuk ion fosfat, terutama H2PO4- yang terdapat dalam tanah. Ion H2PO4- lebih banyak dijumpai pada tanah yang lebih masam, sedangkan pada pH yang lebih tinggi (>7) bentuk HPO42- lebih dominan. Disamping ion – ion tersebut, tanaman dapat menyerap P dalam bentuk asam nukleat, fitin dan fostohumat
Fosfor berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman, merangsang pembungaan dan pembuahan, merangsang pertumbuhan akar, merangsang pembentukan biji, merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel tanaman. Jika tanaman kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan .
Fosfor di dalam tanah dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu P- organik dan P-anorganik. Gejala kekurangan fosfor bagi tanaman pertumbuhan kerdil (pembelahan sel terhambat), daun-daun menjadi unggu atau coklat mulai dari ujung daun, pembentukan buah tidak sempurna.
          Tanah yang kekurangan zat fospor jelek juga akibatnya bagi tanaman. Gejala yang nampak ialah warna daun seluruhnya berubah mmenjadi kelewat tua, dan sering nampak mengkiliap kemerahan. Pada tepi daun cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning. Kalau tanamannya kelak berbuah, maka buahnya kerdil-kerdil, nampak jelek dan lekas pula matang. Pada tanah serupa ini perlu dipupuk dengan pupuk yang mengandung unsur fospor (P). Kalau tidak maka tanaman yang ditanam pada tanah ini tetap bernasib jelek.
Tanah Alfisol pada umumnya berkembang dari batu kapur, olivin, tufa dan lahar. Bentuk wilayah yang beragam dari bergelombang hingga tertoreh, tekstur berkisar antara sedang hingga halus, drainasenya baik. Reaksi tanah berkisar antara agak masam hingga netral, kapasitas tukar kation dan basa-basanya bergam dari rendah hingga tinggi, bahan organik pada umumnya sedang hingga rendah. Jeluk tanah dangkal hingga dalam. Memiliki sifat kimia dan fisika yang relatif baik
Berdasarkan uraian di atas, maka pelaksanaan praktikum mengenai reaksi P2O5 perlu dilakukan agar kebutuhan P pada tanaman dapat diketahui.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Praktikum penentuan P2O5 tanah bertujuan untuk mengetahui tingkat ketersediaan P pada tanah Alfisol dan faktor yang mempengaruhinya.
Kegunaan praktikum P2O5 tanah yaitu sebagai acuan atau informasi untuk mengetahui kandungan unsur hara P yang terjadi pada berbagai jenis tanah khususnya tanah Alfisol.


II.      TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanah Alfisol Terhadap Kandungan P2O5

Fosfor pada tanaman berfungsi dalam pembelahan sel, pembentukan albumin, pembentukan dan pematangan buah, perkembangan akar, tahan terhadap penyakit dan lain-lain. Gejala kekurangan fosfor (P) dapat menyebabakan pertumbuhan tanaman kerdil karena pembelahan sel terganggu, daun-daun tidak sempurna serta mudah terserang penyakit. Kekurangan Pdalam tanah dapat disebakan oleh jumlah P yang sedikit, sebagian besar terdapat dalam bentuk yang tidak dapat diamabil oleh tanaman, dan terjadi pengikatan (fiksasai) oleh Al pada tanah masam atau oleh Ca pada tanah alkalis (Hakim, dkk., 1986).
Bentuk P yang lain yang dapat diserap oleh tanaman adalah firofosfat dan metafosfat. Kedua bentuk ini misalnya terdapat dalam bentuk P dan K metafosfat. Tanaman juga menyerap P dalam bentuk fosfat organic, yaitu asam nukleat dan phytin. Kedua bentuk senyawa ini terbentuk melalui proses degradasi da dekomposisi bahan organik yang langsung diserap oleh tanaman (Anonim, 2010).
Tanah Alfisol memiliki pH yang berubah dengan meningkatnya kedalaman dengan cenderung lebih tinggi pada bagian bawah profil dan pada sejumlah bahan-bahan glacial sampai ke suatu zona karbonat bebas dengan pH 8,0 atau lebih tinggi. Hal ini menyebabkan berubahnya mobilitas elektroporetik koloid-koloid hasil pelapukan. Koloid ini akan bergerak lambat pada pH yang lebih tinggi dibanding di bagian atas horizon B yang secara umum mempunyai pH sangat rendah (Lopulisa, 2004).

2.2. Pengaruh Ketersediaan Posfor
Fosfor secara sederhana disebut sebagai P2O5 yang diekstraksikan atau larut dalam air dan asam sitrat sehingga kemudian berpengaruh terhadap banyak hal antara lain berhubungan dengan pH  tanah, adanya Al, Fe, dan Ca larut, serta bahan organik dalam tanah. Berikut kriteria kriteria P2O5 dalam tanah (Hakim, dkk., 1986) :

Kriteria P2O5
Reaksi Tanah (pH)
Kriteria KTK
< 5
Sangat Rendah
< 5
 5 - 16
Rendah
 5 - 16
 17 - 24
Sedang
 17 - 24
 25 - 40
Tinggi
 25 - 40
 > 40
Sangat Tinggi
 > 40
Sumber : Laboratorium Kimia Tanah, UNHAS, 2010.
Faktor – faktor yang mempengaruhi ketersedfiaan fosfor diantaranya pH tanah, besi dan aluminium yang dapat larut, terdapatnya mineral yang mengandung besi, aluminium dan mangan, kalsium tersedia dan mineral kalsium, jumlah dekomposisi bahan organic dan kegiatan mikroorganisme (Buckman dan Brady, 1982)
Fosfor memiliki peranan penting dalam pertumbuhan tanaman karena tidak semua fosfor dalam tanah tersedia untuk tanaman. Dalam hal ini unsure fosfor sangat bergantung pada sifat dan cirri tanah serta pengelolaan tanah itu sendiri oleh manusia. Disamping itu pertambahan fosfor kedalam tanah tidak terjadi dengan pengikatan biokimia sepertihalnya nitrogen, tetapi hanya bersumber dari deposit batuan dan mineral yang mengandung fosfor di dalam tanah. Oleh karena itu kadar fosfor tanah juga ditentukan oleh banyak atau sedikitnya cadangan mineral yang mengandung fosfor dan tingkat pelapukannya (Tan, 1991).

2.3. Hubungan P Terhadap Kesuburan Tanah    

Unsur P diambil tanaman dalam bentuk ion orthofosfat primer dan sekunder (H2PO4-atau HPO4-). Bentuk P  lain yang dapat diserap tanaman adalah pirofosfat  dan metafosfat, dan P-organik hasil dekomposisi bahan organic seperti fosfolipid, asam nukleat dan  phytin (Sarief, 1986).
Mikroorganisme sangat memiliki peran penting dalam terciptanya fosfor. Senyawa P organik diubah dan dimeneralisasi menjadi senyawa organik. Dari sifat unsur P sebagai bahan organik maka unsur ini memiliki peranan uang sangat essensial dalam kesuburan tanah dimana asupan nutrisi dari bahan organik sangan membentu menaikkan kadar unsur hara tanah dalam mencapai intensitas kesuburan yang optimal (Buckman dan Brady, 1982).
Kebanyakan pupuk P berbentuk ortofosfat (PO4-3),bentuk lainnya yang lebih jarang adalah metafosfat (PO3-) dan pirofosfat (P2O7 -4).Kedua bentuk yang terakhir akan berubah menjadi ortofosfat,apabila mereka diberikan kedalam tanah.Dua jenis pupuk P yang sering digunakan  adalah TSP (Superfosfat Tunggal) dan SP-36 (Superfosfat 36).Ca(H2PO4)2 . H2O dan (NH4)2HPO4 sendiri sebenarnya mempunyai kelarutan di dalam air yang cukup tinggi.Tetapi,oleh karena kapasitas fiksasi tanah jauh lebih besar,jarak yang ditempuh oleh difusi fosfor,sebelum akhirnya mereka mengendap,hanya beberapa millimeter saja.Pemupukan fosfor yang berulang-ulang jelas mengakibatkan penyebab heterogen.Pengolahan tanah yang sifatnya mekanislah yang dapat membuat mereka merata di dalam tanah (Indranada,H.K,1994)
 ALAT DAN BAHAN                           :
ALAT
·         Gelas piala 100 ml
·         Spatula
·         Neraca
·         Kaki tiga
·         Corong
·         Pengaduk
·         Pipet tetes
·         Cawan porselin
·         Tanur
·         Eksikator

BAHAN
·         Pupuk NPK
·         Aquadest
·         NH4Cl 2 M
·         NH4OH
·         HCl

CARA KERJA                                     :
1.     Ditimbang 1 gram contoh ke dalam gelas piala,dibubuhi air suling ,dipanaskan,disaring,endpan dicuci dengan 3 x 10 ml air suling panas 
2.    Filtrat ditampung lalu dibubuhi 10 ml NH4Cl 2 M dan 10 ml campuran magnesia 
3.    Apabila menjadi keruh ditambah HCl (1 : 1 ) hingga larut
4.    Dibubuhi indikator PP,diendapkan dengan NH4OH ( 1 : 10 ) berlebih
5.    Endapan diaging dalam es lalu disaring dan dicuci dengan NH4OH ( 1 : 20 ) samapi bebas klorida
6.    Endapan dikeringkan,dipijarkan dan ditimbang sampai bobot tetap
7.    Dihitung kadar P2O5 yang larut dalam air

PENGAMATAN                                  :
1.     Bobot sampel                                                                   : 5,0169 g
2.    Bobot cawan kosong                                                         : 20,1649 g
3.    Bobot sisa pijar + bobot cawan                                         : 20,6159 g
4.    Bobot sisa pijar                                                               : 0,4510 g
PERHITUNGAN                                 :

                   
KESIMPULAN                                    :
Dari hasil pengamatan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kadar P2O5 dalam sampel pupuk NPK adalah 5,99 %
DAFTAR PUSTAKA                            :





Tidak ada komentar:

Posting Komentar