LAPORAN HARIAN
LAPORAN LENGKAP
NAMA :
Luthfiyah Nur
NIS :
124826
KELAS/KELOMPOK :
III.C/C.1.3
TANGGAL MULAI :
16 Maret 2015
TANGGAL SELESAI :
16 Maret 2015
JUDUL PENETAPAN :
Kadar P2O5 dalam sampel pupuk NPK
TUJUAN PENETAPAN :
Untuk mengetahui kadar P2O5 dalam sampel pupuk.
DASAR PRINSIP :
Larutan dari pupuk P2O5 yang dipanaskan,
diendapkan dengan NH4OH dan sedikit campuran magnesia membentuk NH4MgPO4.
Endapan yang telah bebas Cl-diabukan dan ditimbang sebagai MgP2O7 yang
berwarna putih. Kemudian dihitung kadar P2O5 dan hasil yang diperoleh
menunjukkan kualitas pupuk yang dianalisis.
REAKSI :
LANDASAN TEORI :
Fosfor adalah salah satu unsur
hara makro sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, namun
kandungannya lebih rendah dibandingkan nitrogen, kalium,dan kalsium. Tanaman
menyerap P dari tanah dalam bentuk ion fosfat, terutama H2PO4- yang terdapat
dalam tanah. Ion H2PO4- lebih banyak dijumpai pada tanah yang lebih masam,
sedangkan pada pH yang lebih tinggi (>7) bentuk HPO42- lebih dominan.
Disamping ion – ion tersebut, tanaman dapat menyerap P dalam bentuk asam
nukleat, fitin dan fostohumat
Fosfor berfungsi untuk
pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman, merangsang pembungaan dan
pembuahan, merangsang pertumbuhan akar, merangsang pembentukan biji, merangsang
pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel tanaman. Jika tanaman
kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil,
daun berwarna keunguan atau kemerahan .
Fosfor di dalam tanah dapat
dibedakan dalam dua bentuk, yaitu P- organik dan P-anorganik. Gejala kekurangan
fosfor bagi tanaman pertumbuhan kerdil (pembelahan sel terhambat), daun-daun
menjadi unggu atau coklat mulai dari ujung daun, pembentukan buah tidak
sempurna.
Tanah yang
kekurangan zat fospor jelek juga akibatnya bagi tanaman. Gejala yang nampak
ialah warna daun seluruhnya berubah mmenjadi kelewat tua, dan sering nampak
mengkiliap kemerahan. Pada tepi daun cabang dan batang terdapat warna merah
ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning. Kalau tanamannya kelak berbuah,
maka buahnya kerdil-kerdil, nampak jelek dan lekas pula matang. Pada tanah
serupa ini perlu dipupuk dengan pupuk yang mengandung unsur fospor (P). Kalau
tidak maka tanaman yang ditanam pada tanah ini tetap bernasib jelek.
Tanah Alfisol pada umumnya
berkembang dari batu kapur, olivin, tufa dan lahar. Bentuk wilayah yang beragam
dari bergelombang hingga tertoreh, tekstur berkisar antara sedang hingga halus,
drainasenya baik. Reaksi tanah berkisar antara agak masam hingga netral,
kapasitas tukar kation dan basa-basanya bergam dari rendah hingga tinggi, bahan
organik pada umumnya sedang hingga rendah. Jeluk tanah dangkal hingga dalam.
Memiliki sifat kimia dan fisika yang relatif baik
Berdasarkan uraian di atas, maka pelaksanaan praktikum
mengenai reaksi P2O5 perlu dilakukan agar kebutuhan P pada tanaman
dapat diketahui.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Praktikum penentuan P2O5 tanah bertujuan untuk mengetahui
tingkat ketersediaan P pada tanah Alfisol dan faktor yang mempengaruhinya.
Kegunaan praktikum P2O5 tanah yaitu sebagai acuan atau
informasi untuk mengetahui kandungan unsur hara P yang terjadi pada berbagai
jenis tanah khususnya tanah Alfisol.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanah Alfisol Terhadap Kandungan P2O5
Fosfor pada tanaman berfungsi dalam pembelahan sel,
pembentukan albumin, pembentukan dan pematangan buah, perkembangan akar, tahan
terhadap penyakit dan lain-lain. Gejala kekurangan fosfor (P) dapat
menyebabakan pertumbuhan tanaman kerdil karena pembelahan sel terganggu,
daun-daun tidak sempurna serta mudah terserang penyakit. Kekurangan Pdalam
tanah dapat disebakan oleh jumlah P yang sedikit, sebagian besar terdapat dalam
bentuk yang tidak dapat diamabil oleh tanaman, dan terjadi pengikatan (fiksasai)
oleh Al pada tanah masam atau oleh Ca pada tanah alkalis (Hakim, dkk., 1986).
Bentuk P yang lain yang dapat diserap oleh tanaman adalah
firofosfat dan metafosfat. Kedua bentuk ini misalnya terdapat dalam bentuk P
dan K metafosfat. Tanaman juga menyerap P dalam bentuk fosfat organic, yaitu
asam nukleat dan phytin. Kedua bentuk senyawa ini terbentuk melalui proses
degradasi da dekomposisi bahan organik yang langsung diserap oleh tanaman
(Anonim, 2010).
Tanah Alfisol memiliki pH yang berubah dengan meningkatnya
kedalaman dengan cenderung lebih tinggi pada bagian bawah profil dan pada
sejumlah bahan-bahan glacial sampai ke suatu zona karbonat bebas dengan pH 8,0
atau lebih tinggi. Hal ini menyebabkan berubahnya mobilitas elektroporetik
koloid-koloid hasil pelapukan. Koloid ini akan bergerak lambat pada pH yang
lebih tinggi dibanding di bagian atas horizon B yang secara umum mempunyai pH
sangat rendah (Lopulisa, 2004).
2.2. Pengaruh Ketersediaan Posfor
Fosfor secara sederhana disebut sebagai P2O5 yang diekstraksikan
atau larut dalam air dan asam sitrat sehingga kemudian berpengaruh terhadap
banyak hal antara lain berhubungan dengan pH tanah, adanya Al, Fe, dan Ca
larut, serta bahan organik dalam tanah. Berikut kriteria kriteria
P2O5 dalam tanah (Hakim, dkk., 1986) :
Kriteria P2O5
|
Reaksi Tanah (pH)
|
Kriteria KTK
|
< 5
|
Sangat Rendah
|
< 5
|
5 - 16
|
Rendah
|
5 - 16
|
17 - 24
|
Sedang
|
17 - 24
|
25 - 40
|
Tinggi
|
25 - 40
|
> 40
|
Sangat Tinggi
|
> 40
|
Sumber : Laboratorium Kimia Tanah, UNHAS, 2010.
Faktor – faktor yang mempengaruhi ketersedfiaan fosfor
diantaranya pH tanah, besi dan aluminium yang dapat larut, terdapatnya mineral
yang mengandung besi, aluminium dan mangan, kalsium tersedia dan mineral
kalsium, jumlah dekomposisi bahan organic dan kegiatan mikroorganisme (Buckman
dan Brady, 1982)
Fosfor memiliki peranan penting dalam pertumbuhan tanaman
karena tidak semua fosfor dalam tanah tersedia untuk tanaman. Dalam hal ini
unsure fosfor sangat bergantung pada sifat dan cirri tanah serta pengelolaan
tanah itu sendiri oleh manusia. Disamping itu pertambahan fosfor kedalam tanah
tidak terjadi dengan pengikatan biokimia sepertihalnya nitrogen, tetapi hanya
bersumber dari deposit batuan dan mineral yang mengandung fosfor di dalam
tanah. Oleh karena itu kadar fosfor tanah juga ditentukan oleh banyak atau
sedikitnya cadangan mineral yang mengandung fosfor dan tingkat pelapukannya
(Tan, 1991).
2.3. Hubungan P Terhadap Kesuburan
Tanah
Unsur P diambil tanaman dalam bentuk ion orthofosfat primer
dan sekunder (H2PO4-atau HPO4-). Bentuk P lain yang dapat diserap tanaman
adalah pirofosfat dan metafosfat, dan P-organik hasil dekomposisi bahan
organic seperti fosfolipid, asam nukleat dan phytin (Sarief, 1986).
Mikroorganisme sangat memiliki peran penting dalam terciptanya
fosfor. Senyawa P organik diubah dan dimeneralisasi menjadi senyawa organik.
Dari sifat unsur P sebagai bahan organik maka unsur ini memiliki peranan uang
sangat essensial dalam kesuburan tanah dimana asupan nutrisi dari bahan organik
sangan membentu menaikkan kadar unsur hara tanah dalam mencapai intensitas
kesuburan yang optimal (Buckman dan Brady, 1982).
Kebanyakan pupuk P berbentuk ortofosfat (PO4-3),bentuk lainnya
yang lebih jarang adalah metafosfat (PO3-) dan pirofosfat (P2O7 -4).Kedua
bentuk yang terakhir akan berubah menjadi ortofosfat,apabila mereka diberikan
kedalam tanah.Dua jenis pupuk P yang sering digunakan adalah TSP
(Superfosfat Tunggal) dan SP-36 (Superfosfat 36).Ca(H2PO4)2 . H2O dan
(NH4)2HPO4 sendiri sebenarnya mempunyai kelarutan di dalam air yang cukup
tinggi.Tetapi,oleh karena kapasitas fiksasi tanah jauh lebih besar,jarak yang
ditempuh oleh difusi fosfor,sebelum akhirnya mereka mengendap,hanya beberapa
millimeter saja.Pemupukan fosfor yang berulang-ulang jelas mengakibatkan
penyebab heterogen.Pengolahan tanah yang sifatnya mekanislah yang dapat membuat
mereka merata di dalam tanah (Indranada,H.K,1994)
ALAT DAN BAHAN :
ALAT
·
Gelas piala 100 ml
·
Spatula
·
Neraca
·
Kaki tiga
·
Corong
·
Pengaduk
·
Pipet tetes
·
Cawan porselin
·
Tanur
·
Eksikator
BAHAN
·
Pupuk NPK
·
Aquadest
·
NH4Cl 2 M
·
NH4OH
·
HCl
CARA KERJA :
1.
Ditimbang 1 gram contoh ke
dalam gelas piala,dibubuhi air suling ,dipanaskan,disaring,endpan dicuci dengan
3 x 10 ml air suling panas
2.
Filtrat ditampung lalu
dibubuhi 10 ml NH4Cl 2 M dan 10 ml campuran magnesia
3.
Apabila menjadi keruh
ditambah HCl (1 : 1 ) hingga larut
4.
Dibubuhi indikator
PP,diendapkan dengan NH4OH ( 1 : 10 ) berlebih
5.
Endapan diaging dalam es
lalu disaring dan dicuci dengan NH4OH ( 1 : 20 ) samapi bebas klorida
6.
Endapan
dikeringkan,dipijarkan dan ditimbang sampai bobot tetap
7.
Dihitung kadar P2O5 yang
larut dalam air
PENGAMATAN :
1.
Bobot sampel :
5,0169 g
2.
Bobot cawan kosong :
20,1649 g
3.
Bobot sisa pijar + bobot
cawan :
20,6159 g
4.
Bobot sisa pijar :
0,4510 g
PERHITUNGAN :
KESIMPULAN :
Dari
hasil pengamatan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kadar P2O5 dalam sampel
pupuk NPK adalah 5,99 %
DAFTAR
PUSTAKA :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar